Baik-baik saja
Akhir-akhir ini katanya Indonesia banyak berduka. Saya masih bertanya-tanya, berduka karena apa?, toh tiap hari ada orang mati dan berduka. Katanya Indonesia hitam, hitam kenapa?, bendera belum berganti, masih Merah Putih. Katanya Indonesia sedang sakit?, kayaknya sehat-sehat saja, makan masih bisa, bensin masih banyak yang antri, tempat nongkrong masih rame. Sebenarnya itu pendapat dari siapa?, siapa mereka yang bilang seperti itu?, jangan-jangan penyebaran hoaks saja.
Itulah pikiran saya yang terkungkung tak peduli, menutup mata dan telinga Menolak semua yang terjadi di dunia maya, bahwa itu hanya iring-iringan oknum, pemecah belah bangsa, dan kerjaan orang yang tak ada kerja.
Sebenarnya saya malas membanggakan diri saya, tapi saya adalah seorang dokter dan PNS. Orang yang sangat hebat, disanjung kalau kemana, banyak yang ingin jadi seperti saya. Bukan mau sombong, tapi gaji saya 2 jutaan, hidup saya terjamin. Hampir tiap malam nongkrong depan rumah dinas, makan nasi telur, dan Indomie goreng telur sambil ditemani kopi tubruk atau nescafe latte. Nongkrong seminggu sekali. Kamar saya punya AC yang tiap harinya nganggur tak menyala, kulkas kosong tak berisi. Motor bekas tahun 2003, kenalpot bocor bunyi geledek guntur kemana-mana, keluar asap dan oli hitam legam baru diganti, lampu motor redup yang fungsinya hanya menandakan kalau ada motor disini, bukan untuk menyinari jalan, jalan lubang depan hantam.
Teman-teman saya para tenaga kesehatan, anak abdi Puskesmas yang tiap hari selalu tertawa, memaknai kehidupan, gaji tak kunjung cair, sekalinya cair ratusan ribu per bulan. Makan mewah, nasi tahu isi dan pisang goreng, masih hidup dan sehat.
Entah siapa yang berkata RIP Indonesia, siapa itu!?
Sampai jumpa cerita selanjutnya.
Foto hanya pemanis, tapi itu para anak SD yang penuh senyum belajar di rumah guru karena sekolahnya rusak dan sementara perbaikan, katanya sampai akhir tahun.

Comments
Post a Comment