Hayes
Memang cerita sukses bisa kita dapat dari mana saja. Contohnya semalam tadi, dalam mobil grandmax yang kaca depannya retak, dan suspensi mobil yang kasar membentak pohon perut tiap gagal menghindar lubang. Saya yang sedari tadi menengok arah jendela berhadapan dengan angin dan bergelut dengan mual, diajak ngobrol sopir rental itu.
"Hari ini sebenarnya banyak penumpang yang mau naik," katanya.
"Oh begitu bang," saya merespon seadanya.
"Kalau tadi saya bawa Hayes, 16 orang itu sudah dimuat, cuma sayang, mau dipakai pemain bola,"
"Oh iya," saya masih mencoba menerka dari dan mau kemana arah pembicaraan ini.
"Komiu kalau ada 500, ambil saja 2 unit,"
"Apanya bang?,"
"Hayes,"
"Hayes apaan ya bang?,"
"Itu, mobil Hayes,"
"Ohh, Hi-Ace, Toyota Hi-Ace?," tanya saya mengkonfirmasi, akhirnya bisa nyambung.
"Yaa, Hi-Ace!,"
"Kenapa memangnya bang?,"
"Saya tiap bulan itu paling sedikit 17 itu sudah bersih," katanya.
"17 juta bang?,"
"Iya, pernah 4 hari saja sudah 8 juta!,"
"Wah, banyak ya bang,"
"Nah itu, saya liat kan mamamu itu punya toko, bisa itu 500 ambil 2 unit! Ambil dari Bali bagus atau bekasnya taksi Jawa," katanya meyakinkan.
"Itu Mertua saya bang,"
"Ohh......, bisa itu, kalau tidak pinjam di bank!,"
Ceritanya pun berlanjut. Mulai dari tahun 2004 saat dia pertama kali mulai bergelut di dunia rental, sampai tahun 2021 saat pertama kali dia kenal dengan mobil Hayes.
Katanya balik modal bisa hanya 3 tahun, sudah tambah unit, sekarang dia sudah bangun rumah, dan punya 4 unit mobil yang dipakai untuk rental. Keluarganya, ayahnya, adik-adiknya pun jadi sopir rental. Cicilannya sebulan 14 juta, Alhamdulillah bisa bayar sampai sekarang. Tak luput pula dia bercerita tentang bisnis tranportasi seperti Raja Trans yang dulunya hanya mulai dari mobil Elep (Elf) dan sekarang bisa jadi raja bus antar provinsi. Saya yang mendengar ceritanya pun merasa apa yang dia usahakan itu berdasar visi yang besar dan akan menjadi orang sukses nantinya.
"Iya bang, bagus juga ya usaha rental itu," saya berusaha menutup pembicaraan, karena sudah semakin mual.
Akhirnya pembicaraan berlanjut dengan saya yang hampir muntah dan pusing, perlahan ngantuk dan tertidur.
Sebenarnya apa yang dia bicarakan tentang usaha rental itu menarik. Bahkan bukan hanya itu, semua pembicaraan tentang bisnis dan usaha itu menurut saya sangat menarik. Jarang ada orang yang mau membagikan serpihan ilmunya tentang bisnis dan dunia bisnisnya, segala naik turun, susah senang, dan segalanya yang terjadi di dunia usaha. Saya pun pernah punya usaha, dan saya tau, biasanya orang yang bercerita tentang usahanya hanya akan bercerita enaknya saja, masa lalu yang kelam, jatuh bangunnya jarang diceritakan.
Memulai sebuah bisnis itu butuh modal, dan modal itu tidak bisa diakses sesuka kita yang pas-pasan, apalagi mendengar modal ratusan juta. Saya yang bahkan mengeluarkan modal sejuta saja sudah berat, karena itu sudah bagian dari jatah makan saya dalam sebulan, padahal ide bisnis itu sudah berkelumat di kepala, sambung menyambung hulu ke hilir, tapi apa daya, modalnya tidak ada. Walau begitu, Alhamdulillah, orang tua kami masih membantu meringankan beratnya modal, kami masih diberikan kesanggupan akan rezeki. Tapi bagaimana dengan mereka yang lain?, yang tidak punya akses itu?, sabar, berdoalah dan berusahalah sekuat-kuatnya, Tuhan maha melihat.
Tak lama berselang istri saya mengirim feed mobil Suzuki Fronx terbaru di IG.
"Pa, pengen ini," Insya Allah, kumpul modal dulu, jawab saya dalam hati.
Sampai jumpa di cerita selanjutnya.

Comments
Post a Comment