Merdeka di tanah rantau
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Hak kita untuk menolak dibelenggu, hak kita untuk bebas, hak kita hidup, dan hak kita untuk liburan.
"Meio! Meio xiuxi!," cerita salah satu temanku, meniru gaya bicara supervisor tenaga ahli TKA. "Mereka nda bisa lihat kita istirahat sebentar bang. Pasti ditegur, disuruh cari kerjaan lain, padahal kerjaan sudah selesai. Bahkan kerjaan yang tidak masuk akal, yang bukan jobdesk disuruh. Lap meja, menyapu, mengepel lantai, padahal bukan itu jobdesknya kita, kan ada yang memang tugasnya untuk itu!," keluhnya.
"Maka itu besok kan 17-an, sekalian liburan, nda usah ambil lembur. Jangan jadi budak!," tegas temanku yang tadi mengajak.
"Itulah bang, makanya mau konfirmasi dulu sama istri, minta izin hehehe, soalnya rugi kalau tidak ambil lembur," balasnya canggung.
"Hadeeh, tadi mengeluh. Lebih baik liburan supaya tidak stress, burnout. Jangan jadi budak! Kita sudah merdeka!," tegasnya. Lawan bicaranya cuma diam dengan senyum tipis canggung.
Memang, kita semua yang datang ke daerah ini butuh uang, kita perantau. Jaminan gaji tinggi berlipat dibanding kerja di kota, bahkan bisa 2-3 kali lipat. Ini yang membuat banyak orang tergoda kerja disini, tidak tanggung-tanggung, kurang lebih sekitar 80.000 tenaga pekerja yang datang dari seluruh pelosok, belum dihitung dengan mereka yang kerja diluar perusahaan sepertiku. Kerja di dalam perusahaan sebagian besar merasa seperti budak korporat di tanah sendiri, dipimpin tenaga ahli yang bukan ahli sama sekali (di sebagian tempat). Teman kerja saling menjatuhkan, menjadi penjilat, anjing memang. Sumpah serapah mereka yang merasa menjadi korban sistem korporasi yang tidak adil. Apa itu K3? Tau slogannya disini? Produksi! Produksi! Produksi! Produksi nomor 1!
"Di dalam memang tidak ada tempat mengeluh? Melapor mungkin? Atau serikat pekerja kan ada," tanyaku.
Gaji besar itu ternyata terkuras dengan kebutuhan hidup yang besar juga. Uang kos, uang makan, uang nongkrong, Iphone terbaru... Ehm, uang gas 'masyarakat miskin' yang harganya selangit, 50-60 rb/tabung, pertalite 15 rb/botol, dan masih banyak pengeluaran mereka yang lain.
Sampai jumpa di tulisan selanjutnya.
Comments
Post a Comment