Jadwal roster pribadi


Tanpa terasa bulan Februari sudah mau lewat saja. Waktu sepuluh hari liburan saya sudah mau selesai, waktu liburan yang saya tetapkan setelah kerja jauh dari keluarga selama kurang lebih dua bulan setengah. Saya menyebutnya Jadwal roster pribadi, mirip-mirip mereka yang kerja terisolasi dalam perusahaan, yang juga diberikan jadwal atau shift roster 10:2, yang tiap sepuluh minggu dapat cuti selama dua minggu.


Pulang kerja juga saya menempuh perjalanan yang lumayan berjarak. Jarak yang cukup untuk membuat kepala pening dan otot punggung kaku. 18 jam perjalanan darat. Namun, sesampai di depan pagar rumah, menelpon istri untuk membuka pagar, dan melihat wajah istri, tetap saja rasa capek itu masih ada. Rasa capek tidak akan hilang hanya dengan melihat wajah orang terkasih ternyata, tapi setelah punggung saya berbaring lurus di kasur empuk sambil dipijit istri baru bisa membaik. Saya melihat postur tubuh istri saya sekarang sudah agak sulit untuk duduk lurus. Perut yang sudah mulai membulat menyadarkan saya, ternyata saya sudah menghamili anak orang. Agak tidak menyangka saja. Saya bertanya “tidak berat?,” katanya tidak, mungkin belum terasa sekarang. Tidak terasa pernikahan kita sudah mau memasuki usia yang ke dua tahun. Belum punya rumah sendiri, belum punya mobil sendiri, belum punya pekerjaan yang menetap, dan masih-masih banyak lagi yang belum. Kami hanya terus berdoa agar selalu dicukupkan, orang tua diberikan kesehatan, juga janin yang dikandungnya selalu dijaga, aamiin.


Waktu saya menulis ini pun istri saya bertanya, “kita tidak ada rencana keliling Jawa?,” saya hanya bisa menjawab “insya Allah, tahun depan bisa ke Jepang,” jawabku yakin, walau ternyata uang saja belum terkumpul. Tapi segala perkataan adalah doa, semoga saja ada malaikat yang mengamini dan membuatnya terkabul. 


Sampai jumpa di tulisan selanjutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Merogoh rupiah terakhir

Momen sederhana

BPJS pun angkat tangan