Meraih kemenangan
Banyak memang cobaan untuk meraih kemenangan ini. Selama 30 hari terakhir, kita diharuskan belajar untuk tetap sabar. Bukan hanya sabar dengan menahan haus dan lapar. Tapi juga menahan keinginan kita untuk bertemu dengan keluarga tercinta. Covid-19 menjadi penghalangnya. Akibatnya mudik dilarang. Kesempatan satu-satunya anak rantau dalam setahun harus direlakan. Isak tangis membasahi pipi mereka yang belum bisa memeluk ayah dan ibunya lagi tahun ini. Pelepas rindu hanya dengan melihat wajah orang tua dari balik layar. Kita sudah harus puas hanya dengan mendengar kabar baik-baik saja dari orang terkasih. Ramadhan tahun ini juga mengagetkan kita. 3 hari yang lalu, media sosial dipenuhi dengan berita yang membuat dunia berduka. Ramai menjadi perbincangan tentang apa yang terjadi di Palestina. Sedih dan amarah bercampur dalam jiwa. Melihat berita atas meninggalnya para syuhada, pejuang-pejuang yang mati di jalan Allah. Mereka meninggal hanya karena menuntut haknya. Sekedar untuk memperoleh kesempatan bersujud di masjid Al-Aqsa, salah satu dari 3 masjid paling istimewa. Dengan isak tangis mereka mengemis, berteriak dengan sekuat tenaga. Tapi suara mereka malah dibalas dengan tembakan dan ledakan. Sholat dibubarkan secara paksa. Musuh mereka masuk ke dalam masjid tanpa ada tata krama. Bayangkan saja jejak sepatu yang mewarnai lantai tempat ibadah. Dengan bangga pihak penguasa berkuasa di atas hak rakyat Palestina. Sungguh suatu tragedi yang sangat menyedihkan.
Hari ini adalah hari dimana seluruh umat muslim meraih kemenangan. Tapi, masih banyak saudara kita yang belum mendapatkannya. Kita tahu perjuangan mereka sangatlah berat. Membantu harus dari segala sisi. Salah satu yang paling mudah kita lakukan adalah dengan mengirimkan do'a. Meminta kepada tuhan kita. Memohon agar saudara kita juga bisa memperoleh kemenangannya.
Sampai jumpa di tulisan selanjutnya.
Comments
Post a Comment