Si mahasiswa ceroboh

    



    Konon, ada seorang anak muda yang karena kecerobohannya dia ketinggalan pesawat penerbangan ke salah satu kota untuk studinya. Karena kecerobohannya itu, dia pun dituntut untuk mencari alternatif kendaraan lain. Didapatinya pun bis dengan tujuan yang sama pada hari itu juga, namun sayangnya tiket perjalanan sudah habis terjual, si anak muda tersebut pun mendapati orang yang bersedia membantunya untuk tetap ikut dalam perjalanan bis tersebut, dengan syarat menjadi penumpang 'ilegal'. Si anak muda tersebut setuju dengan sedikit penyesalan dalam hatinya. Dengan tetap menyesali sekaligus mensyukuri apa yang sudah diputuskannya, dia melihat ada seorang anak muda lain dengan perawakan sama seperti dirinya, dan secara kebetulan tujuan dan situasinya pun sama. Dengan sedikit rasa lega dia pun menghampiri dan menyapa anak muda lain yang nantinya akan menjadi teman seperjuangannya itu. Setelah bercakap-cakap, si anak muda itu mengetahui nama dan alasan kenapa bisa teman seperjuangannya itu bisa dalam situasi yang sama dengannya.

    Namanya Olang, seorang lulusan SMK perkapalan, remaja 23 tahun yang bekerja di kapal penangkap ikan, dimana hari-harinya dihabiskan di samudra pasifik. Katanya dia baru selesai bekerja dan baru sekali ini menginjak daratan setelah 9 bulan lamanya. Waktu yang terbilang tidak singkat untuk remaja yang umurnya rata-rata sama dengan remaja lain yang kemungkinan saat ini masih bermalas-malasan dirumah. Alhamdulillah..

    Singkat cerita, kita pun berangkat. Untuk 2 jam awal, kita masih duduk di kursi, karena kursi tersebut masih akan dijemput penumpangnya. Waktu tersebut kita isi dengan tidur, sebab pasti setelah ini waktu nyaman ini akan diambil oleh yang berhak. Tepatlah dugaan kita, setelah 2 jam, kita sudah duduk dilantai beralaskan kardus. Perasaan waktu itu sangatlah tidak mengenakkan, namun mau diapa, kitalah penumpang 'ilegal'nya.

    Tidak nyaman, keluhan, dan malu kita simpan dalam hati. Tidak nyamannya tidur membuat badan menjadi pegal, tidak empuknya tempat duduk lebih menambah nyeri di os Ischium dan sekitarnya , cerita demi cerita kita habiskan untuk mengisi kurang lebih 24 jam perjalanan ini. Si anak muda yang ceroboh pun mendapat banyak cerita mengenai pengalaman teman seperjuangannya ini. Mulai dari gelombang samudra yang mencapai 7 meter, tidak ada signal telepon selama 9 bulan, koki kapal yang setiap harinya menyediakan makanan mewah, kamar pribadi, gaji yang terbilang banyak, kerjaan oliman 1, kapal ikan super canggih, minyak kapal 500 ton yang digunakan dalam 1 bulan, persinggahan di merauke, sumber pelepas stress yang minim, dan 'Menteri Susi'. Semua pengalaman tersebut membuat si anak muda yang ceroboh menjadi lebih penasaran dan sering bertanya, sampai merasa sedikit sungkan untuk menceritakan kehidupan studinya yang selama ini membuatnya merasa bangga dengan pujian-pujian orang lain mengenai studinya. Astagfirullah...

    Singkat cerita, turunlah Olang di tujuannya yaitu Toboli, waktu 2 minggu berharganya setelah 9 bulan kerja di samudra tanpa sekalipun menginjak daratan dikejarnya untuk sempat ikut di hari raya ketupat bersama keluarga di kampung. kalimat perpisahan pun saling berbalasan dengan harapan akan ada pertemuan kembali, mungkin dengan kondisi dan situasi yang jauh lebih baik. Insha Allah...

    Sedikit pesan untuk diri pribadi. Setiap apa yang kita lakukan akan ada nikmat Allah yang terikut serta di dalamnya, maka janganlah kita lupa untuk selalu mengucapkan syukur kepada-Nya akan nikmat tersebut. Semua yang buruk tidak akan buruk jika kita selalu ikhlas dan berserah diri kepada-Nya, insha Allah akan ada balasan yang setimpal dan lebih baik dari-Nya. Materi duniawi akan hilang dan lenyap, namun materi akhirat akan kekal abadi selamanya. Alhamdulillahi Robbil Alamin...

2 April 2017

Ditulis oleh Mahasiswa ceroboh


Sampai jumpa di tulisan selanjutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Merogoh rupiah terakhir

Momen sederhana

BPJS pun angkat tangan