Sebuah Pengumuman
Saya ingat waktu itu sedang meminum secangkir kopi. baru seruput sekali. Terdengar bunyi notifikasi dari hp saya. 'Ping', muncul slide notifikasi tertulis pengumuman kelulusan UKMPPD Batch pertama. Sontak membuat saya kaget. Efek kopi yang saya minum menambah frekuensi detak jantung saya. rasanya seperti tercekik. Napas saya seakan berhenti membaca itu. Dengan jari yang gemetar saya pun memencet slide notifikasi tersebut. Tampilan hp saya langsung beralih ke layar berwarna putih. dengan tabel dan nama-nama di dalamnya. Bismillah. Saya pun dengan cepat mencari halaman yang ada tulisan Universitas saya di daftar tabel itu. Setiap scroll adalah satu helaan napas panjang. Dan sampailah saya. Disinilah dia. tertulis nama saya. Dengan lengkap. Lirik mata saya perlahan melihat bagian paling kanan dari barisan nama saya. Tertera dengan jelas. Lulus. Saya pun langsung berdiri. Teman-teman yang waktu itu minum kopi dengan saya kaget. kursi plastik yang saya duduki hampir terlempar saking cepatnya saya berdiri. Tanpa ada waktu merespon kelakuan saya, mereka kaget lagi. Saya lari. Tujuan utama rumah saya. Saya pun berteriak. Memanggil Ibu saya. "Ma! Ma! Saya lulus!". Sontak Ibu saya keluar dari kamarnya. Tante saya juga langsung turun dari lantai dua. melihat saya yang melompat-lompat kecil kegirangan. Ibu saya langsung memeluk saya dan menangis. Berucap syukur kepada Allah. Dia mengatakan bahwa dia juga cemas akhir-akhir ini. Memikirkan pengumuman ini. Melihat saya yang terus-menerus murung dan bengong. Sering melamun. Pola hitam di bawah mata saya semakin terlihat dan semakin dalam. Tapi hari ini terbayarkan sudah. Perasaan-perasaan saya selama ini bercampur aduk. Memenuhi kepala saya.
Kalau mau diingat-ingat lagi. Perjuangan selama 2 bulan mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian ini sangatlah biasa saja. Paket soal demi soal dikerjakan. Walaupun sudah menyelesaikan banyak paket soal. Kepercayaan diri dalam mengikuti ujian ini selalu kurang. Sebenarnya ujian dari ini adalah mengontrol perasaan itu sendiri. Rasa cemas dan depresi selalu menghantui. Baik sebelum dan sesudah ujian. Saya ingat, saking cemasnya saya. Satu hari sebelum ujian. Saya mengajak teman saya untuk ke studio musik, memainkan alat musik dengan bebas dan berteriak sekencang-kencangnya. Berharap bahwa perasaan ini akan mereda. Hasilnya. Tidak dianjurkan. Mungkin diri saya yang terlalu banyak berpikir. Mekanisme coping dari tiap pribadi sangatlah berbeda-beda. Jujur, saya merasa tidak berhasil mengalahkan perasaan saya kemarin. Namun, karena itu saya sadar. Bahwa perasaan itulah yang menjadi ujiannya. Saya hanya bisa menyarankan untuk yang akan mengikuti ujian. Baik UKMPPD maupun ujian-ujian yang lain. Hanya satu, berdamailah dengan perasaan kalian. Insya Allah, Tuhan akan memberikan jalan yang terbaik.
Terima Kasih. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya.
Comments
Post a Comment