Pantat putih
Pantat putih. Bukan karena di tabur bedak, atau panuan, atau penyakit kulit lainnya. Panggilan itu dijadikan candaan di lingkungan tenaga kesehatan. Terkhusus IGD, ia tersemat kepada siapa saja yang ketika jaga selalunya ramai dengan pasien. Tiap daerah memang berbeda namanya, tapi di lingkungan kerjaku, dengan sebutan itulah aku dipanggil. . . . Palu, 28 September 2018. Sore kala itu kami digoncang dengan gempa 7.4 SR. Getaran tanah yang tak tentu, atas, bawah, kanan, kiri. Kakiku seperti tak menapak, aku diombang-ambing, terbanting-banting menabrak tembok dan lantai, terkunci di dalam rumah sampai goncangan pertama mereda. Aku keluar dari rumah, kunci cadangan untungnya bisa didapat meski isi rumah bak kapal pecah, dinding retak dan hampir jatuh. Orang-orang berbondong menyelamatkan barang berharga, akte tanah, uang, perhiasan. Aku? Uang tak punya, barang berharga pun tak punya, hanya seorang pelajar berbalut jaket dan celana panjang, lari menyelamatkan diri, tancap gas mencari tempa