Anak yang pernah naik pesawat sendiri
Saya teringat pertama kali naik pesawat terbang sendiri. Kala itu ingin mengunjungi Ayah yang kerja nun jauh di balik cakrawala sana, tak terlihat, berbatas lautan, berbeda pulau, berbeda provinsi, berbeda waktu, saya yang di Manado masih jam 7, Ayah di Ternate sudah jam 8, disini masih sore, disana sudah malam. Saya masih menginjak SD waktu itu, masih seorang anak kecil yang di kalungi kartu bertulis jelas huruf kapital "UNACCOMPANIED MINOR (UM)". Kartu itu mengistimewakan saya, selalu ditemani, diantar ke pesawat naik mobil khusus, bukan bus kumal yang ramai, diberi makan, dan duduk di kursi paling depan, yang paling luas, priority seat Wings Air, pesawat kelas baling-baling yang selalunya naik turun ketika menabrak awan, entah karena manuver pilot yang jago atau memang bensinnya yang sudah mau habis pikir saya. Entah mengapa, memori itu akan selalu terpanggil, keluar dari tempat persembunyiannya di otak-Amigdala-Temporal lobe. Setelah m...